Semilir angin malam menghembus dalam pelukan. Cahaya malam
menyelimuti bumi pertiwi yang kian menderu dalam setiap langkahnya. Terus dan
terus berganti, tanpa ada jeda sedikitpun. Ku melamun dalam kesendirianku. Sepi
dan sunyi dihati. “mengapa kau sembuhkan lukaku dan mengajariku mencintaimu,
bila akhirnya kau membunuh cintaku”. Kata- kata itu yang selalu terngiang dalam
pikiranku. Semakin hari semakin menghantui hidupku. Ku berusaha untuk
melupakannya, melupakan semua kenangan yang sudah terjadi. Agar ku tak terjebak
dalam keterpurukan hati yang semakin mendalam.
“mengapa kau menghilang begitu saja dalam hidupku, disaat aku
memberikan harapan untukmu”. Batinku. Menghilang, seperti pasir yang menghilang
begitu saja dalam genggamanku. Ku tak tahu apa yang harus aku lakukan???. Dalam
beberapa minggu ku terpuruk dalam kesedihan yang mendalam. Ku tak lagi bisa
mengenali diriku sendiri. Melamun, itulah kebiasaanku sekarang.
“nisa, kita tahu kamu orangnya seperti apa???. Tapi, akhir- akhir
ini kita tak mengenali dirimu lagi. Kau seperti orang lain yang tak mempunyai
semangat untuk menata hidupmu kembali. Hanya karena satu orang kau seperti ini.
Dimana letak kasih sayangmu terhadap orang- orang yang selama ini menyayangimu melebihi
kasih sayangnya untukmu???. Tegur alika, sahabatku. Aku terdiam mendengar
teguran dari sahabatku. Aku ingin membela diri, tapi apa yang akan aku bela???.
Semua yang dibilang alika benar. Aku mulai kehilangan jati diriku akhir- akhir
ini. “hanya sebutir pasir yang hilang dari genggamanku. Masih ada jutaan bahkan
miliyaran butir pasir yang ingin berada digenggamanku”. Pikirku.
Mentari pagi bersinar dengan lembut di muka bumi pertiwi. Syair
indah mengalun dalam pepohonan. Pelan tapi pasti. Ku mulai untuk membuka
lemburan baru untuk menyapa skenario hidupku yang telah lama terpendam. Aku
mulai mengisi hari- hariku dengan kuliah dan berbagai kegiatan yang ada di
kampus. Tak pernah kusadari, perlahan tapi pasti, ku melupakan sesosok yang
telah menghilang entah kemana. Tanpa alasan alasan yang jelas untukku. Tanpa
kusadari pula, ada orang yang selama ini memperhatikanku melebihi siapapun.
Panggil saja dannis. Dannis selalu mengisi hari- hariku dengan keceriaan.
Walaupun kita jarang ketemu dan hanya bisa berkomunikasi lewat sms. Tapi bagiku
itu lebih dari cukup.
“nisa, aku mengenalmu sudah lama. Walaupun aku tahu kita jarang
berkomunikasi secara langsung, ku berharap apa yang akan aku tanyakan padamu
tidak akan merubah pandanganmu terhadapku”. Kata dannis sejenak. Sebutir pasir
telah kembali Sebutir pasir telah kembali
mulai berdegup kencang.”apa yang akan dannis katakan padaku”. Batinku dalam
hati. Lama ku menunggu suara dannis untuk mengatakan sesuatu. Entah apa yang
akan dia katakan padaku, aku bener-bener tak tahu. Hanya degupan jantung kita
berdua yang terdengar, keras. Satu detik, dua detik, berlalu begitu cepat.
Seolah angin yang tak pernah menyapa.”kenapa diam saja???. Katanya mau Tanya
sesuatu!”. Tegurku kepada dannis. Yang hanya diam terpakudiam, tanpa
mengeluarkan sepatah katapun. “aku mencintaimu, nis. Sanggupkah kau menerimaku
apa adanya menjadi kekasih hatimu???”. Tanya dannis padaku. Aku terdiam seribu
bahasa. Apa yang mau aku katakana???. Perasaanku tak menentu saat ini.
Terkejut, tak percaya, senang dan gugup menjadi satu. Aku tak percaya, ini
semua kan terjadi. Aku dan dannis jarang berkomunikasi secara langsung, hanya
lewat sms kita berkomunikasi. Dan sekarang tanpa angin, tanpa hujan dia
memintaku untuk menjadi kekasihnya. Walaupun kedengarannya aneh, tapi itulah
yang terjadi. Aku masih bermain sendiri dalam pikiranku. Tanpa memperhatikan
dannis yang menunggu jawabanku dengan harap- harap cemas.
“iyach”. Dengan spontan aku mengeluarkan kata- kata itu dari
mulutku. Aku tak menyesal sudah mengatakan itu. Karena memang hatiku telah
memilihnya untuk menjadi kekasih hatiku. Kulihat dannis tersenyum, begitu
manis. Tak dipungkiri, kita berdua senang dengan semua ini. Tanggal 04 mei
2012, ku telah menemukan belahan jiwaku, yang selama ini tak pernah kusadari
keberadaannya disisiku.
Sebulan berlalu begitu cepat. Aku dan dannis tak menyangka itu.
Kita bisa melewati satu bulan tanpa ada rasa penyesalan dihati.”ku bahagia
melihatmu seperti ini”. Kata alika, sahabatku. “iyach. Makasih temen- temen.
Tanpa adanya motivasi dan dorongan dari kalian, ku tak akan pernah bisa seperti
ini lagi”. Jawabku singkat. Sebutir pasir telah kembali ke genggamanku. Dengan
perasaan bahagia ku mengambilnya. Terima kasih semuanya. Sebutir pasir telah
kembali.
Tuhan tak
pernah tidur!!!
Itu benar adanya
Karena ku telah menikmati keAgungan_Nya
Walaupun lama, menguras air mata
Sebutir pasir telah kembali
Ditangan, yang menanti dalam kesendirian
Dimata, yang melihat kejauhan
Dihati, yang menyimpan perasaan
Sebutir pasir telah kembali
Didalam hidupku, yang menannti
Didalam jiwaku, yang menunggu
Sebutir pasir telah kembali
Membawa skenario tuhan yang ada
Memberi harapan baru yang terjaga
Memanggil masa depan yang menyapa
Sebutir pasir telah kembali
By: yuni
0 komentar:
Posting Komentar