Diskusi
sore hari di IAIN Sunan Ampel yang dulunya menjadi budaya mahasiswa, sekarang
telah hilang ditelan jaman. Salah satunya taman ilmu yang letaknya depan
Fakultas Adab itu, yang biasanya penuh dengan sekelompok mahasiswa, namun
sekarang senyap sunyi. Entah apa yang membuat mahasiswa tidak mempertahankan
budaya itu.
Minat
diskusi mahasiswa menurun karena beberapa faktor, salah satunya malas. Malas
disini dalam artian dipengaruhi banyak hal, mahasiswa malas berangkat ke kampus
karena lebih mengutamakan shopping daripada berangkat ke kampus mendapatkan banyak pengalaman dan menambah
wawasan yang luas. Mahasiswa terkadang bingung dalam dua pilihan kegiatan,
misalnya kegiatan satu dengan kegiatan yang lain berlangsung bersamaan.
Sebagian mahasiswa merasa bosen saat
mengikuti kegiatan diskusi, alasannya karena suasana yang kurang mendukunglah
atau karena pembahasan diskusi yang kurang menarik. Tapi sebenarnya semua itu
tergantung dari individu masing-masing.
Jikalau setiap mahasiswa dari individu
masing-masing mempunyai tekad yang tinggi seperti budaya mahasiswa pada Harvad
University yang ada di Amerika Serikat dan Oxford University di Inggris. Pasti kampus kita tercinta ini gak dipandang sebelah mata oleh semua
kalangan. Alumni IAIN Sunan Ampel pun banyak yang mencari, namun apa dengan
kenyataan yang sekarang?.
Mahasiswa
jaman sekarang mayoritas terpengaruh dengan canggihnya teknologi. Mereka
sedikit-sedikt berpikir bisa dapat informasi dari mbah google, bagaimana kita bisa kreatif kalo ngandalin mbah google
terus-terusan. “saya sendiri juga gak bisa
mengerjakan makalah tanpa mbah google”, ungkap
Vika jurusan Manajemen Dakwah. Boleh saja kita manfaatin teknologi, tapi dalam
hal yang dapat mendukung individu menjadi lebih maju dan kreatif dalam
megerjakan mata kuliah, “jangan seperti saya yang bisanya copas”, kata Vika.
Untuk
saat ini memang sulit bagaimana menjadi mahasiswa sebenarnya, dalam kenyataan
mahasiswa seperti kupu-kupu (kuliah
pulang). Kalo seperti itu bagaimana
mahasiswa IAIN menjadi pilihan dari setiap peluang yang ada. “Percaya, setiap
apa yang kita lakukan pasti kelak ada hikmahnya, baik itu pengalaman yang baik
atau yang buruk”, ujar Ana alumni IAIN tahun 2010.
Padahal
dalam diskusi banyak hikmah yang kita ambil, seperti evaluasi di Ara Aita dalam
setiap minggunya. Disitu mahasiswa dapat mengerti kesalahan masing-masing dalam
setiap karya tulisn mereka, apa yang kita dapat dalam diskusi belum tentu ada
di mata kuliah kita lhoo. Maka dengan
itu sebagai mahasiswa ayok bareng-bareng mulai sekarang mencari pengalaman yang
sebanyak-banyaknya, karena kelak kita dapat memanfaatkan pengalaman itu.
Kampus
IAIN adalah kampus yang memiliki ilmu sakti, jangan pernah disepelehkan. Meski
nama kita kalah dengan UNAIR, ITS, UNESA tpi kita bisa menandinginya.
Sebenarnya IAIN bisa sejajar dengan Universitas lain, tapi orang lain ajah yang tidak tahu ilmu sakti kita
seperti apa. Membangun budaya diskusi lagi yok
reg, jangan nyerah sampai disini. Ayok
dilawan syetan malas ini dengan tekad yang tinggi. Agar kelak kehidupan masa
depan kita lebih cerah dari sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar